Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Haruskah Memboikot Ahlul Bid‘ah dari Kalangan Sanak Keluarga?

Oleh Syaikh Mujahid Sirajuddin Zuraiqat hafizhahullah

Pertanyaan:

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Syaikhuna, sebagian masyayikh mengatakan,

لا يجوز التحدث مع الشخص المبتدع ولو كان قريبك ويجب عليك مقاطعته!!

“Tidak boleh berbicara dengan seorang Ahlul Bid‘ah walaupun ia adalah kerabatmu dan wajib bagimu untuk memboikotnya!”

Apakah ini benar? Lalu bagaimana ketentuannya?

Jawaban:

Wa ‘alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh.

Mula-mula, kami menasihatkan untuk tidak bermudah-mudahan dalam membidahkan orang atau memvonis fasik mereka. Wajib untuk merujuk kepada para ulama dalam menghukumi suatu perbuatan atau ucapan, apakah benar itu bidah atau tidak?

Kemudian jika seseorang itu terjatuh pada suatu bidah, maka yang pertama kali wajib untuk dilakukan adalah menasihatinya, memperingatkannya, serta memberikan dakwah kepadanya, bukan malah langsung memboikot serta melakukan tahdzir atasnya.

Adapun jika seseorang itu bersikeras berada di atas kebidahan, maka wajib untuk memperingatkan orang darinya serta menghindari diri dari bergaul dengannya. Kewajiban ini bergantung pada kadar seberapa buruk bidahnya serta seberapa kuat pengaruhnya terhadap masyarakat luas.

Mestinya kita mengilmui bahwa kita berdakwah kepada Allah di mana pun kita berada serta dengan memberikan kabar gembira, bukan malah dengan menjauh atau mengasingkan diri.

Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman,

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالمُهْتَدِينَ.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. an-Nahl: 125)

Wallahu Ta‘ala a‘lam.

Lebanon, 23 Februari 2019

Penerjemah: Hudzaifah al-Jawi

Posting Komentar untuk "Haruskah Memboikot Ahlul Bid‘ah dari Kalangan Sanak Keluarga?"