Hukum Kirim Pahala Bacaan Alquran untuk Orang Lain

Syaikh Muhaddits ‘Abdullah bin ‘Abdirrahman as-Sa‘ad hafizhahullah berkata,
2. Fatwa Syaikh Mujahid Abu Muhammad al-Mishri rahimahullahالصواب أنَّ جميع الأعمال الصَّالحة إذا نوى عاملها إهداء ثوابها للميت فإنها تصل إليه وهذا ما رجحه ابن تيمية وذكر عليه عشرين دليلا ورجحه ابن القيم وذكر عليه عشرة أدلة.
“Pendapat yang benar bahwasanya semua amal-amal saleh jika diniatkan oleh pelakunya untuk menghadiahkan pahalanya kepada mayit, maka ini sampai. Inilah pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Taimiyyah dan beliau menyebutkan 20 dalil. Begitu juga, ini adalah pendapat yang dikuatkan oleh Ibnul Qayyim dan beliau menyebutkan 10 dalil.”
Pertanyaan:
Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.
Ada saudari lain bertanya, bolehkah menghadiahkan pahala khatam Alquran kepada orang yang masih hidup karena ia tidak bisa baca misalkan disebabkan buta?
Jawaban:
Permasalahan ini terdapat perselisihan di antara ulama. Mereka terbagi menjadi dua pendapat:
Pendapat pertama melarang, mereka berpendapat pahala bacaan Alquran tidak sampai kepada orang yang mau diberi hadiah dan ini adalah pendapat sekelompok dari Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Mereka berdalil bahwa memberikan pahala baca Alquran tidak didapati di zaman salaf.
Pendapat kedua, boleh melakukan hal itu. Mereka berpendapat bahwa memberikan hadiah bacaan kepada orang yang hidup maupun mati itu sampai. Ini merupakan pendapat banyak ulama, juga pendapat mazhab Hanbali, Hanafi, dan kebanyakan ulama kontemporer. Inilah pendapat yang kuat, in syaa Allah, sebagaimana sampainya pahala doa dalam sedekah, puasa, dan haji. Semuanya itu ada dasarnya dalam hadis-hadis shahih yang dipastikan dari Nabi shalallahu ‘alaihi was sallam.
Sebagaimana perihal sampainya pahala ini, maka pahala bacaan Alquran juga sampai karena tidak ada bedanya antara manfaat pahala puasa dan haji dengan manfaat pahala bacaan Alquran. Rahasianya adalah bahwa pahala itu milik orang yang beramal. Jadi, apabila ia memberikan dan menghadiahkannya kepada saudaranya muslim, maka Allah akan menyampaikannya kepadanya.ﻣَﻦْ ﻣَﺎﺕَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺻِﻴَﺎﻡٌ ﺻَﺎﻡَ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﻟِﻴُّﻪ
“Barang siapa yang mati sedangkan dirinya masih punya hutang puasa, maka walinya yang menggantikan puasanya.”
Wallahu Ta’ala a‘lam.
3. Fatwa Syaikh Muhaddits ‘Abdurrazzaq bin Ghalib al-Mahdi hafizhahullah
Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwasanya sedekah atas nama mayit serta doa dan istighfar atasnya itu disyariatkan, bahkan hukumnya mandub, dan mayit mendapatkan manfaat dari semua itu.
Kemudian beliau berkata,وكذلك الحج والعمرة عنه والعتق والأضحية.
“Begitu juga dengan haji, umrah, memerdekan budak, dan udhhiyyah atas mayit.”
Kemudian Ibnu Taimiyyah berkata,واختلفوا في الصلاة عنه وصيام التطوع وقراءة القرآن. فذهب المالكية والشافعية وبعض أهل العلم إلى أنه لا يصل. وذهب الحنفية والحنابلة وبعض المالكية، وبعض الشافعية إلى أنه يصل..
“Dan terjadi perselisihan dalam (perkara mengirim pahala) shalat, puasa sunnah, dan membacakan Alquran atas mayit. Malikiyyah, Syafi‘iyyah, dan sebagian ulama berpendapat bahwa itu tidak sampai. Sedangkan Hanafiyyah, Hanabilah, sebagian Malikiyyah, dan sebagian Syafi’iyyah berpendapat bahwa itu sampai.”
Dalam mazhab Hanafi terdapat bab pada (sebagian) kitab mereka,والصواب أن جميع ذلك يصل..
“Dan pendapat yang benar bahwa semua amalan tersebut adalah sampai.”
Dalam al-Mughni (salah satu kitab fikih mazhab Hanabilah),باب وصول ثواب القرآن للميت
“Bab Sampainya Pahala Alquran kepada Mayit”
Penulis al-Mughni juga berkata,وأي قربة فعلها، وجعل ثوابها للميت المسلم، نفعه ذلك..
“Dan apa pun ibadah yang dia kerjakan serta dia hadiahkan pahalanya kepada mayit yang muslim, maka akan memberi manfaat untuknya…”
Silahkan lihat al-Mughni karya Ibnu Qudamah, 2/225.ومن ذلك قراءة القرآن.
“Dan begitu pula bacaan al-Qur‘an.”
Mutaakhirin dari Malikiyyah pun juga berpendapat bolehnya mengirimkan pahala bacaan Alquran.
المُتَأَخِّرُونَ عَلَى أَنَّهُ لاَ بَأسَ بِقِرَاءَةِ القُرْاَنِ والذِّكْرِ وَجَعْلِ ثَواَبِهِ لِلْمَيِّتِ وَيَحْصُلُ لَهُ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ الله..
“Al-Mutaakhirun (dari mazhab Maliki) berpendapat bolehnya membacakan al-Qur'an serta zikir dan menjadikan pahalanya kepada mayit dan sampai padanya ganjaran, in syaa Allah.” (Syarh Mukhtashar Khalil, 1/423)
Pendapat sampainya pahala bacaan Alquran kepada mayit juga merupakan pendapat banyak ulama mutaakhirin dari Syafi‘iyyah dan ulama kontemporer secara umum selain masyayikh Hijaz. Ibnu Baz dan sebagian ulama berpendapat tidak boleh, sedangkan Ibnu ‘Utsaimin dan sebagian ulama yang lain berpendapat boleh.
Pendapat yang rajih adalah boleh dan mayit mendapatkan manfaat dari itu karena Allah Subhanahu wa Ta'ala Mahadermawan lagi Yang Paling Mulia Kemuliaan-Nya.
Sebagian Syafi’iyyah mensyaratkan dengan format seperti ini:اللهم أوصل ثواب هذه القراءة لفلان..
“Ya Allah, sampaikan pahala bacaan ini kepada Fulan…”
Wallahu Ta‘ala a‘lam.اللهم إن كنت قبلت قراءتي هذه فاجعل ثوابها لفلان.
“Yaa Allah, jika Engkau menerima bacaan-Ku, maka berikan pahalanya kepada Fulan.”
4. Fatwa Syaikh Dr. Anas ‘Airuth hafizhahullah
Pertanyaan:
As salamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Apakah boleh sekumpulan orang membacakan khataman Alquran untuk mayit atau kepada orang yang tidak bisa membaca Alquran?
Jawaban:
Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullahi wa barakatuh.
Para ulama sepakat bahwa sedekah dan doa dapat bermanfaat bagi mayit, akan tetapi para ulama berselisih dalam masalah amalan-amalan sunnah seperti puasa, salat sunnah, pembacaan Alquran, dan yang semacamnya.
Mayoritas ulama seperti Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, dan selain keduanya, serta sebagian ulama mazhab Syafi‘i berpendapat bahwa mayit mendapat manfaat dari amalan-amalan tersebut.
Sedangkan Imam Malik berdasarkan pendapat yang masyhur dari beliau, begitu juga dengan Imam asy-Syafi’i, berpendapat bahwasanya amalan-amalan tersebut tidak sampai kepada mayit.
Akan tetapi sebagian mazhab Syafi’i berpendapat akan kebolehannya dengan menyertakan doa,
Ini merupakan bagian dari bab berdoa dan ini lebih diutamakan sehingga tidak menghalangi sampainya manfaat.اللهم اجعل ثواب ماقرأت لفلان
“Yaa Allah, jadikan pahala dari yang saya baca kepada si Fulan.”
Adapun orang yang tidak bisa membaca Alquran, maka lebih diutamakan baginya untuk belajar membaca jika masih mungkin. Jika ia sanggup, hendaknya ia menghafal sebagian surat-surat pendek seperti surat al-Ikhlash atau zikir-zikir dan mengulang-ulanginya serta mendengarkan Alquran. Ini lebih bermanfaat baginya, in syaa Allah.
Wallahu Ta‘ala a‘lam.
5. Fatwa Syaikh Mujahid Yahya bin Thahir al-Farghali hafizhahullah
Pertanyaan:
Hayakallah, Syaikhuna.
Apakah boleh seseorang menghadiahkan terhadap orang yang masih hidup atau yang telah meninggal berupa bacaan Alquran?
Seperti yang kita kenal di negeri kita, (orang bilang): saya hadiahkan khataman Alquran ini kepada si Fulan.
Bagaimana pendapat para ulama tentang perkara ini dan mana pendapat yang rajih?
Jazakallahu khairan.
Jawaban:
Iya, yang demikian itu boleh.
Ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad dan mereka berdalil dengan ijmak atas sampainya pahala sedekah (atas nama orang yang telah meninggal), maka mereka berpendapat setiap amalan ketaatan pun juga sampai.
Wallahu a‘lam.
Semarang, 2 Agustus 2021
Sumber:
1. https://t.me/hudzaifahaljawi/1349
2. http://muwahhidin.site/bolehkah-menghadiahkan-pahala-bacaan-al-qur-an.xhtml
3. http://muwahhidin.site/hukum-menghadiahkan-pahala-bacaan-al-qur-an-dan-tutorialnya.xhtml
4. http://muwahhidin.site/bolehkah-ber-jama-ah-membacakan-al-qur-an-untuk-mayit.xhtml
5. http://muwahhidin.site/hukum-menghadiahkan-bacaan-al-qur-an.xhtml
Posting Komentar untuk "Hukum Kirim Pahala Bacaan Alquran untuk Orang Lain"